Lamunan sang pemberontak
Terhanyut dalam sungai-sungai kelelahan
Tertumpah tangis dalam relung hati
Mengeram kebencian yang teramat sangat
Terik mentari membakar otak
Yang memang sudah kusut akan hari
Menyaksikan sebuah kemunafikan
Yang tumbuh subur seperti jamur di musim semi
Di genggamnya senjata dari hati yang terluka
Seakan maut berteman dengan keabadian
Melangkah ragu namun pasti
Telusuri lorong-lorong yang teramat sepi
Hari ini kelak aku berontak
Kata itulah yang ada di otak sang pemberontak
Bagai doktrin para pembesar kebohongan
Melangkah dan terus saja melangkah
Sesampai di lorong gelap
Setan-setan menari dalam benaknya
Terus melangkah walaupun hasilnya tetap sama
Kalah atau bahkan mati
Didalam bayang-bayang kesepian yang teramat sunyi
No comments:
Post a Comment